Nota Dari Tanah Haram
JIWA TARBAWI 854
Nafsu bukanlah sesuatu yang terpisah dari diri manusia. Bahkan ianya adalah diri manusia itu sendiri.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ﴿٧﴾ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ﴿٨﴾ قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ﴿٩﴾ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا ﴿١٠﴾
﴿الشمس:٧-١٠﴾
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), (7) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (8) sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (10)
(As Syams: 7-10)
Bila terdidik, maka ia akan tunduk mentaati Allah ta’ala. Namun bila dibiarkan, ia menjadi bagaikan tuhan yang dituruti segala kehendaknya.
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿٢٣﴾
﴿الجاثية: ٢٣﴾
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (23)
(Al Jatsiyah: 23)
Tidak hairanlah, penyembah nafsu itu bagaikan seorang yang dungu tertutup akalnya, menuruti segala keinginan nafsunya biar pun logik akal kehendak nafsunya itu adalah jijik, kotor dan di luar kewarasan manusia. Sempadan halal dan haram sudah tidak dapat mengawalnya.
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ ﴿٢٤﴾
﴿الجاثية: ٢٤﴾
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (24)
(Al Jatsiyah: 24)
Kecederungannya hanyalah kesedapan dunia. Kalau mahukan agama pun, hanya apa yang memuaskan nafsu dan membawa ketinggian di mata manusia dan dunia sahaja. Angan-angan dan sangkaan bodoh menguasai pemikirannya. Ketika itu, kejahatan dan keburukan sudah dilihat baik dan rasa tidak bersalah untuk dilakukan. Tidak hairanlah, sebahagian besar dosa dan maksiat yang dilakukankan oleh manusia berpunca dari keinginan jahat nafsunya sendiri.
Berhentilah! Cukuplah! Jangan diteruskan kehidupan begitu. Takutlah pada Allah ta’ala!
Kembalilah kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِن تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ ﴿هود: ٣﴾
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (3)
(Hud: 3)
Selagi engkau masih bernyawa, masih ada ruang, peluang dan kesempatan lagi untuk kembali kepadaNya.
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِن بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿النحل: ١١٩﴾
Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (119)
(An Nahl: 119)
⁃ dari bumi penuh dengan Mujahadah Nafs.
No comments:
Post a Comment