Nota Dari Tanah Haram
JIWA TARBAWI 867
Setiap manusia, boleh sahaja terus berhubung dengan Allah, Tuhan mereka.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿البقرة: ١٥٢﴾
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (152)
(Al Baqarah: 152)
عن أنس بن مالك وأبي هريرة رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عز وجل قال: «إذا تَقَرَّبَ العبدُ إليَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إليه ذِرَاعًا، وإذا تَقَرَّبَ إليَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وإذا أتاني يمشي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً». رواه البخاري ومسلم ).
Dari Anas bin Mālik dan Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhumā- dari Nabi ﷺ sebagaimana yang diriwayatkan dari Tuhannya -'Azza wa Jalla-, Dia berfirman, (haadis qudsi) :
"Jika seorang hamba mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya satu hasta. Jika dia mendekati-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekatinya satu depa. Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku mendatanginya dengan berlari kecil."
(HR Bukhari dan Muslim)
Justeru, manusia masih memerlukan petunjuk (hidayah) dan bimbing (taufiq). Manusia tidak boleh membuat jalannya sendiri untuk berhubung dan mendekati Allah ta’ala.
Oleh kerana itulah, para nabi dan rasul diutus Allah ta’ala.
وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Ilah(tuhan yang hak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.
(Al Anbiyaa: 25)
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُل لآأَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلاَّ ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur’an)”. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat.
(Al An’am: 90)
Sesungguhnya Allah ta’ala terus menerus mengekal dan memelihara kesan-kesan peninggalan nabi dan rasul, bukan sekedar ajarannnya, bahkan termasuk masjid-masjidnya.
Ambillah ruh dan jalan ketaatan dan ibadah serta ruh perjuangan mereka agar tetap istiqamah di atas jalan mereka para nabi dan rasul.
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـٰئِكَ رَفِيقًا ﴿النساء: ٦٩﴾
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (69)
(An Nisa’: 69)
Daripada Abu Darda’ dan Jabir R.A, daripada Nabi ﷺ bersabda:
“Kelebihan solat di Masjid al-Haram berbanding di tempat lain adalah 100 000 kali solat, di masjidku ini ( masjid nabawi) 1000 kali solat, dan di Masjid Baitul Maqdis adalah 500 kali solat.”
(Dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan al-Sughra no:1821 dan dihasankan olehnya).
⁃ dari Masjid Nabawi menunggu solat Isya’.
No comments:
Post a Comment