Monday, 8 May 2023

 MATI SEBELUM MATI


Pernah suatu ketika golongan bapok/pondan/maknyah menggunakan alasan jasad mereka lelaki tetapi roh mereka perempuan..roh tiada jantina dan kenyataan mereka seakan menyalahkan Allah kerana tersilap (Maha Suci Allah dari sebarang kekurangan)


Roh xberjantina...namun roh perlu diupgrade..dan inilah kerana Sultanul Awliya Syeikh Muhyiddin Abdul Qadir al-Jilani QaddasAllahusirrah telah nyatakan di dlm Sirrul Asrar perihal Bayi Maknawi yg perlu dilahirkan..ini kerana Bayi Maknawi ini mempunyai "sepasang sayap" yg mampu "terbang" ke alam yg lebih tinggi..


Mati sebelum mati


Rasulullah SAW bersabda ;

“Rasakanlah mati sebelum engkau mati “


Dalam kitab Al-Hikam, Abu Ma’jam berkata ;

Barang siapa tidak merasai mati, niscaya ia tidak dapat melihat/musyahadah dengan Al-Haqqu Ta’ala”


Yang dimaksud mati pada pengertian ini adalah hidupnya hati dan tiada saat kehidupan hati melainkan pada saat matinya nafsu (Nafsu Mazmumah). Jadi arti mati adalah saat matinya nafsu. Adapun hidupnya hati karena matinya nafsu dapat ditempuh pada empat tingkat :


1) Mati Tabie


Menurut sebagian ahli-ahli tarekat bahwa Mati Tabie terjadi dengan karunia Allah pada saat Zikir Qalbi dan Zikir Lataif. Mati Tabie ini merupakan pintu pertama "bertemu" dengan Allah. Pintu pertama ini dilalui seseorang dalam melakukan Zikir Qalbi, maka dengan karunia Allah ia fana/lenyap pendengarannya secara lahir dan cuma telinga batin yang mendengar Allah..Allah..Allah.


Zikir Qalbi ini mula-mulanya hati berzikir kemudian dari hati kemulut, dimana lidah berzikir jalan sendiri. Pada saat seperti inilah fikiran mulai tidak berjalan lagi melainkan terjadi sebagian ilham yang tiba-tiba, Nur Ilahi terbit dalam hati muhadarah hati dengan Allah karena cuma telinga batin yang mendengar.


2) Mati Maknawi


Mati Maknawi ini terjadi karena  karunia dari Allah pada saat seseorang melakukan zikir Latifatur-Ruh. Ketika itu penglihatan secara lahir menjadi hilang. Hanya Mata Batin yang menguasai penglihatan.


Zikir tingkat ini, seseorang/salik telah memasuki fana kedua yang dinamakan ; “Fana Fissifat”. Sifat kebaharuan dan kekurangan serta alam perasaan lenyap/fana dan yang tinggal adalah Sifat Tuhan yang sempurna dan Azali.


“Tiada hidup selain Allah” (Lamaujudaillallah)


3) Mati Suri


Seterusnya, ialah yang dinamakan Mati Suri. Mati suri ini terjadi dengan kurnia Allah pada saat seseorang/salik melakukan Zikir Latifatus-Sirri dalam Zikir Lataif. Pada tingkat ketiga ini, seseorang/salik telah memasuki pintu Musyahadah dengan Allah. Ketika itu segala keinsanan lenyap/fana, Alam wujud yang gelap/telah ditelan oleh alam ghaib/yang penuh dengan Nur Zatullah Nurun ala Nurin.


Firman Allah :


“Cahaya atas Cahaya Allah mengurnia dengan NurNya siapa-siapa yang Ia kehendaki”.


Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis/ nuurun ‘ala nuurin), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nuur[24]:35)


“Tiada yang dipuji melainkan Allah”.


4) Mati Hissi 


Seterusnya ialah Mati Hissi. Mati ini terjadi dengan kurnia Allah pada saat seseorang/salik melakukan Zikir Latifatul Hafi dalam Zikir Latif. Pada tingkat keempat ini, seseorang/salik telah sampai ke tingkat yang lebih tinggi untuk mencapai “Makrifah” sebagai maqam tertinggi.


Dalam pada ini, fanalah/lenyaplah segala sikap keinsanan yang baharu yang tinggal adalah Sifat-sifat Tuhan yang Qadim, Azali. Ketika itu menanjaklah bathin keinsanan lebur ke dalam kebaqaan Allah yang Qadim "bersatu Abid dan Makbud" (Innalillahiwainnailaihirajiun).


Dalam pada tingkat puncak tinggi ini, seseorang/salik telah mengalami keadaan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, tidak pernah terlintas dalam hati sanubari manusia dan tidak mungkin disifati. Tetapi akan mengerti sendiri, siapa-siapa yang telah merasai.


“Siapa-siapa yang belum merasai ia belum mengenalNya”


Untuk mencapai keadaan Musyahadah seperti tersebut di atas, adalah dengan Mujahadah. Karena siapa-siapa menghiasi zhahirnya dengan Mujahadah niscaya Allah memperbaiki Sirrnya/hatinya dengan RuhsiaNya.


Syeikh Abu Ali Ad Daqqaq mengatakan ;

“Barangsiapa menghias lahiriahnya dengan mujahadah, Allah akan memperindah rahasia batinnya melalui musyahadah.”

No comments:

Post a Comment

  Why the World Keeps Turning Against the Jews I lately came across this Video: Who are the Jews, really? What is their true role in history...